Latest News

Minat Saya

Posted by Stephen Claudius Rabu, 28 Oktober 2009, under | 0 komentar
Saya mempunyai minat,yaitu masuk kejurusan IPA,
Semoga cita-cita saya bisa tercapai...^^
Karena saya ingin menjadi dokter

Kebudayaan Kota Tarakan

Posted by Stephen Claudius , under | 0 komentar
Kota Tarakan brada di bag. utara Kalimantan Timur, Indonesia..
Kota ini memiliki smboyan BAIS (Bersih Asri Indah Sehat dan Sejahtera)..
Kota Tarakan yg d.pimpin oleh Bpk. Udin Hianggio ini memiliki b.brapa k.budayan..
Di antarany adlh Tari Jepen dan Bahasa Tidung..

Sumpah Pemuda

Posted by Stephen Claudius Rabu, 21 Oktober 2009, under | 0 komentar
SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928



Teks Soempah Pemoeda dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda yang diadakan di
Waltervreden (sekarang Jakarta) pada tanggal 27 - 28 Oktober 1928 1928.

Panitia Kongres Pemoeda terdiri dari :

Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Peserta :

1.
Abdul Muthalib Sangadji
2.
Purnama Wulan
3.
Abdul Rachman
4.
Raden Soeharto
5.
Abu Hanifah
6.
Raden Soekamso
7.
Adnan Kapau Gani
8.
Ramelan
9.
Amir (Dienaren van Indie)
10.
Saerun (Keng Po)
11.
Anta Permana
12.
Sahardjo
13.
Anwari
14.
Sarbini
15.
Arnold Manonutu
16.
Sarmidi Mangunsarkoro
17.
Assaat
18.
Sartono
19.
Bahder Djohan
20.
S.M. Kartosoewirjo
21.
Dali
22.
Setiawan
23.
Darsa
24.
Sigit (Indonesische Studieclub)
25.
Dien Pantouw
26.
Siti Sundari
27.
Djuanda
28.
Sjahpuddin Latif
29.
Dr.Pijper
30.
Sjahrial (Adviseur voor inlandsch Zaken)
31.
Emma Puradiredja
32.
Soejono Djoenoed Poeponegoro
33.
Halim
34.
R.M. Djoko Marsaid
35.
Hamami
36.
Soekamto
37.
Jo Tumbuhan
38.
Soekmono
39.
Joesoepadi
40.
Soekowati (Volksraad)
41.
Jos Masdani
42.
Soemanang
43.
Kadir
44.
Soemarto
45.
Karto Menggolo
46.
Soenario (PAPI & INPO)
47.
Kasman Singodimedjo
48.
Soerjadi
49.
Koentjoro Poerbopranoto
50.
Soewadji Prawirohardjo
51.
Martakusuma
52.
Soewirjo
53.
Masmoen Rasid
54.
Soeworo
55.
Mohammad Ali Hanafiah
56.
Suhara
57.
Mohammad Nazif
58.
Sujono (Volksraad)
59.
Mohammad Roem
60.
Sulaeman
61.
Mohammad Tabrani
62.
Suwarni
63.
Mohammad Tamzil
64.
Tjahija
65.
Muhidin (Pasundan)
66.
Van der Plaas (Pemerintah Belanda)
67.
Mukarno
68.
Wilopo
69.
Muwardi
70.
Wage Rudolf Soepratman
71.
Nona Tumbel

Catatan :
Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu"Indonesia Raya"
gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.

1. Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 bertempat
di Jalan Kramat Raya nomor 106 Jakarta Pusat sekarang menjadi Museum Sumpah
Pemuda, pada waktu itu adalah milik dari seorang Tionghoa yang bernama Sie
Kong Liong.
2. 2. Golongan Timur Asing Tionghoa yang turut hadir sebagai peninjau
Kongres Pemuda pada waktu pembacaan teks Sumpah Pemuda ada 4 (empat) orang
yaitu :
a. Kwee Thiam Hong
b. Oey Kay Siang
c. John Lauw Tjoan Hok
d. Tjio Djien kwie

Sejarah Planet

Posted by Stephen Claudius Jumat, 18 September 2009, under | 0 komentar

Planet

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Planet adalah benda langit yang memiliki ciri-ciri berikut:

Berdasarkan definisi di atas, maka dalam sistem Tata Surya terdapat delapan planet. Hingga 24 Agustus 2006, sebelum Persatuan Astronomi Internasional (International Astronomical Union = IAU) mengumumkan perubahan pada definisi "planet" sehingga seperti yang tersebut di atas, terdapat sembilan planet termasuk Pluto, bahkan benda langit yang belakangan juga ditemukan sempat dianggap sebagai planet baru, seperti: Ceres, Sedna, Orcus, Xena, Quaoar, UB 313. Pluto, Ceres dan UB 313 kini berubah statusnya menjadi "planet kerdil/katai."

Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres Planetai yang artinya Bintang Pengelana. Dinamakan demikian karena berbeda dengan bintang biasa, Planet dari waktu ke waktu terlihat berkelana (berpindah-pindah) dari rasi bintang yang satu ke rasi bintang yang lain. Perpindahan ini (pada masa sekarang) dapat dipahami karena planet beredar mengelilingi matahari. Namun pada zaman Yunani Kuno yang belum mengenal konsep heliosentris, planet dianggap sebagai representasi dewa di langit. Pada saat itu yang dimaksud dengan planet adalah tujuh benda langit: Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus. Astronomi modern menghapus Matahari dan Bulan dari daftar karena tidak sesuai definisi yang berlaku sekarang.

Sejarah

Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, pengertian istilah “planet” berubah dari “sesuatu” yang bergerak melintasi langit (relatif terhadap latar belakang bintang-bintang yang “tetap”), menjadi benda yang bergerak mengelilingi Bumi. Ketika model heliosentrik mulai mendominasi pada abad ke-16, planet mulai diterima sebagai “sesuatu” yang mengorbit Matahari, dan Bumi hanyalah sebuah planet. Hingga pertengahan abad ke-19, semua obyek apa pun yang ditemukan mengitari Matahari didaftarkan sebagai planet, dan jumlah “planet” menjadi bertambah dengan cepat di penghujung abad itu.

Selama 1800-an, astronom mulai menyadari bahwa banyak penemuan terbaru tidak mirip dengan planet-planet tradisional. Obyek-obyek seperti Ceres, Pallas dan Vesta, yang telah diklasifikasikan sebagai planet hingga hampir setengah abad, kemudian diklasifikan dengan nama baru "asteroid". Pada titik ini, ketiadaan definisi formal membuat "planet" dipahami sebagai benda 'besar' yang mengorbit Matahari. Tidak ada keperluan untuk menetapkan batas-batas definisi karena ukuran antara asteroid dan planet begitu jauh berbeda, dan banjir penemuan baru tampaknya telah berakhir.

Namun pada abad ke-20, Pluto ditemukan. Setelah pengamatan-pengamatan awal mengarahkan pada dugaan bahwa Pluto berukuran lebih besar dari Bumi, IAU (yang baru saja dibentuk) menerima obyek tersebut sebagai planet. Pemantauan lebih jauh menemukan bahwa obyek tersebut ternyata jauh lebih kecil dari dugaan semula, tetapi karena masih lebih besar daripada semua asteroid yang diketahui, dan tampaknya tidak eksis dalam populasi yang besar, IAU tetap mempertahankan statusnya selama kira-kira 70 tahun.

Pada 1990-an dan awal 2000-an, terjadi banjir penemuan obyek-obyek sejenis Pluto di daerah yang relatif sama. Seperti Ceres dan asteroid-asteroid pada masa sebelumnya, Pluto ditemukan hanya sebagai benda kecil dalam sebuah populasi yang berjumlah ribuan. Semakin banyak astronom yang meminta agar Pluto didefinisi ulang sebagai sebuah planet seiring bertambahnya penemuan obyek-obyek sejenis. Penemuan Eris, sebuah obyek yang lebih masif daripada Pluto, dipublikasikan secara luas sebagai planet kesepuluh, membuat hal ini semakin mengemuka. Akhirnya pada 24 Agustus 2006, berdasarkan pemungutan suara, IAU membuat definisi planet. Jumlah planet dalam Tata Surya berkurang menjadi 8 benda besar yang berhasil “membersihkan lingkungannya” (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus), dan sebuah kelas baru diciptakan, yaitu planet katai, yang pada awalnya terdiri dari tiga obyek, Ceres, Pluto dan Eris.

Sejarah nama-nama planet

Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet (lihat tabel nama planet di bawah). Pada abad ke-6 SM, bangsa Yunani memberi nama Stilbon (cemerlang) untuk Planet Merkurius, Pyoroeis (berapi) untuk Mars, Phaethon (berkilau) untuk Jupiter, Phainon (Bersinar) untuk Saturnus. Khusus planet Venus memiliki dua nama yaitu Hesperos (bintang sore) dan Phosphoros (pembawa cahaya). Hal ini terjadi karena dahulu planet Venus yang muncul di pagi dan di sore hari dianggap sebagai dua objek yang berbeda.

Pada abad ke-4 SM, Aristoteles memperkenalkan nama-nama dewa dalam mitologi untuk planet-planet ini. Hermes menjadi nama untuk Merkurius, Ares untuk Mars, Zeus untuk Jupiter, Kronos untuk Saturnus dan Aphrodite untuk Venus.

Pada masa selanjutnya di mana kebudayaan Romawi menjadi lebih berjaya dibanding Yunani, semua nama planet dialihkan menjadi nama-nama dewa mereka. Kebetulan dewa-dewa dalam mitologi Yunani mempunyai padanan dalam mitologi Romawi sehingga planet-planet tersebut dinamai dengan nama yang kita kenal sekarang.

Hingga masa sekarang, tradisi penamaan planet menggunakan nama dewa dalam mitologi Romawi masih berlanjut. Namun demikian ketika planet ke-7 ditemukan, planet ini diberi nama Uranus yang merupakan nama dewa Yunani. Dinamakan Uranus karena Uranus adalah ayah dari |Kronos (Saturnus). Mitologi Romawi sendiri tidak memiliki padanan untuk dewa Uranus. Planet ke-8 diberi nama Neptunus, dewa laut dalam mitologi Romawi.


Belajar Blog

Posted by Stephen Claudius Rabu, 09 September 2009, under | 0 komentar
Pada jam 7.00 saya bersiap untuk pergi ke sekolah. Jam 7.20, saya berangkat ke sekolah. Saya sampai di sekolah jam 7.23 .Lalu, saya duduk dan belajar biologi. Jam 7.30, Bel masuk berbunyi,,,teng teng.... kami semua duduk menunggu Wali kelas datang,,(Pak Anselmus)...lalu kami di suruh berdiri ,,,,mendengarkan lagu kebangsaan(Indonesia Raya).....Setelah itu Pak Ansel menanyakan pelajaran jam perrtama,,(Pelajaran Biologi),,ternyata Pak Pras gk ada karena sakit,,,... Jadi kami gk jadi Ulangan...XD..,..,, Lalu kami menunggu sampai bel jam kedua bunyi,,,..
Jam 8.40, Jam pel kedua,, kami pergi ke Lab,,Saat kami masuk ke lab,ternyata Kelas X-B masih ada,,,...Saat mulai belajar kami disuruh membuat blog,,,Bagi yg sudah ada gk perlu buat lagi,tapi yg belum ada ya,,, bust blog baru...
kami disuruh menceritakan kegiatan kami dari jam 7 sampai jam kedua......


The End